Dusta kedua tentang Demokrasi
Neo-komunis muda diajari oleh komunis tua bahwa mereka pro-demokrasi. Para komunis tua mendustai anak-anak muda itu. Di Uni Soviet, pemilu Cuma diikuti satu partai, yakni partai "Palu-Arit". RRC sampai sekarang tidak pernah melaksanakan pemilu bebas dan terbuka. Senantiasa konsisten berbohong menyatakan diri pro-demokrasi, akan tetapi kepala negaranya disebut dictator proletariat. Klaim bahwa idiologi komunisme demokratis, yang tak habis-habisnya dipropagandakn di luar Soviet-Rusia dan RRC, dipersulit oleh dua ucapan tokoh mereka sendiri.
Mikhail Tomsky, tokoh buruh Rusia menyatakan: " Kami mengizinkan adanya partai-partai lain, tentu saja. Tapi prinsip dasar yang membedakan kami dari negar-negara barat adalah satu partai berkuasa, yakni partai komunis dan partai-partai lain dalam penjara!"
Selanjutnya Josef Stalin berfatwa: "Negara kami adalah negara dictator proletariat, dan kediktatoran ini dikuasai oleh partai tunggal, partai komunis, yang tidak bisa dan tidak akan bisa berbagi kekuasaan dengan partai-partai lain."
Dengan bukti-bukti tersebut, bahwa Palu-Arit pro-demokrasi terbantah dan patah dengan telak.
Dusta ketiga tentang Palu-Arit tidak anti agama
Untuk mengetahui sikap sejati Marxis-Leninis terhadap agama, berikut kalimat-kalimat yang pernah dikemukakannya. Karl Marx mengatakan : " Agama adalah madat bagi masyarakat. Menghujat agama adalah syarat utama semua hujatan. Agama harus dihancurkan karena agama mengilusi rakyat dalam memperoleh kebahagiaan yang sejati. Agama hanyalah matahari palsu yang beredar di sekitar manusia apabila ia tidak mengamati sekelilingnya."
Mengenai Tuhan, Marx juga mengatakan :" Eksistensi Tuhan tidak masuk akal. Tuhan adalah konsep yang menjijikkan. Pendek kata, aku menaruh dendam kepada semua Tuhan."
Bagaimana sikap umat Islam Indonesia ? Sembilan tahun sesudah penghianatan PKI Madiun 1948, di Palembang pada tahun 1957 dilangsungkan Mu'tamar Alim Ulama se-Indonesia, dihadiri 609 orang. Pembahasan meliputi bidang filsafat, politik, social, ekonomi, dan agama. Mereka memutuskan bahwa dari sudut pandang Islam, ideologi komunisme ini kufur hukumnya, dan haram bagi umat Islam menganutnya.
Orang-orang Palu-Arit selalu menyebut mereka tidak anti agama. Ini lebih disebabkan karena mereka takut kehilangan anggota, yang notabenenya mudah kena tipu karena memang mayoritas tidak mengetahui ucapan-ucapan Marx dan Lenin di atas. Termasuk sejumlah ulama seperti H. Misbah dari Solo, Datoek Batoeh dari kota Laweh, dan H. Adnan dari Tegal, yang bersimpati pada PKI karena tertarik pada program tani tak bertanah dan buruh yang dimiskinkan (baca: kaum dhuafa' dalam Islam)
Kepada H. Misbah, Datoek Batoeh, dan H. Adnan, tulisan-tulisan Marx dan Lenin yang sangat anti Tuhan dan agama itu ditutup, tidak ditunjukkan. Kalau ketahuan pasti ketiga ulama itu akan sangat marah, keluar dan menentang PKI. Cara PKI menutup-nutupi itu memang sangat cerdik dan licik. Penipuan PKI sangat rapi. Ratusan ribu anggota PKI lapisan bawah yang juga religius, tidak tahu menahu tulisan Marx dan Lenin tentang agama itu.
Lebih jauh, Taufik Ismail menuturkan jika di suatu negara partai Palu-Arit dibubarkan, apakah kegiatannya akan terhenti? Tidak. Mungkin pada awalnya macet, tapi seperti sel kanker, bila tidak dioperasi total dan masih tersisa dari pembedahan, maka koloni-koloni sel kankernya akan menyebar dan merembet kemana-mana lagi. Berkata tokoh mantan Degulis, Sayuti Melik yang mengingatkan kita dalam tulisannya " Kewaspadaan Terhadap Gerakan Komunis: " Gerakan komunis di mana pun juga, tidak akan berhenti oleh karena partai atau organisasinya dilarang dan dibubarkan oleh kekuasaan…". Bagai bersuluh matahari, berlenggang mata orang banyak, sangat jelas bahwa tujuan puncak idiologi Marxisme-Leninisme memang mutlak kekuasaan. Misalkan jika di sebuah negara partai tersebut babak belur bahkan terlarang, partai sementara waktu akan masuk ke tanah atau tengkurap, bertahan sampai keadaan memungkinkan atau muncul dengan segala cara merebut kekuasaan.
<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Hukum tidak tegak dengan kokoh dan keadilan tidak dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Korupsi dan penyalahgunaan jabatan meluas dan merajalela
<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Situasi chaos, kacau, massa gampang dihasut untuk saling merusak
<!--[if !supportLists]-->- <!--[endif]-->Jarak antara yang kaya dan yang miskin seperti jurang
Maka jalan Palu-Arit merebut kekuasaan akan mulus dan gampang.
Sebagai penutup, Taufik mengingatkan, kita harus mengatasinya secepat mungkin, sebelum terlambat. Memanfaatkan reformasi, neo-PKI menginfiltrasi ke berbagai strata social, termasuk partai politik dan berhasil dengan spektakuler menyusup ke badan legislatif. Dua kali kita mengalami perang saudara, yaitu 1948 dan 1965, berbunuh-bunuhan sesama kita. Penyebab semua itu adalah dua orang penipu besar kemanusiaan bernama Karl Marx dan Vladimir Lenin. Sebagian dari kita ditipu melalui idiologi yang selama 74 tahun lancung ke ujian, terbukti gagal total memenuhi janji-janji poliksosbudnya di seluruh permukaan bumi ini dan menyisakan bau anyir 120 juta mayat manusia korban idiologi ini.