Baru-baru ini santer lagi pemberitaan mengenai kembalinya kelompok Palu-Arit Indonesia (baca: PKI) yang diindikasikan ikut "meramaikan" kancah perpolitikan Indonesia. Sejarah telah mencatat bagaimana sepak terjang kelompok tersebut pada tahun 1948 dan 1965, yang membuat catatan kelam karena kesadisan mereka. Tidak saja di Indonesia, kelompok Palu-Arit menyebarkan faham-fahamnya ke berbagai belahan dunia dan disertai dengan sungai darah manusia. Ironisnya, kelompok tersebut sampai saat ini disinyalir masih ada meskipun sejarah telah menjadi saksi tindak-tanduk mereka yang bengis.
Tokoh sastra dan budaya nasional, Taufik Ismail mengadakan penelusuran ke berbagai sumber tentang apa dan bagaimana kelompok Palu-Arit menjadi suatu kelompok yang masih eksis, meski upaya-upaya yang dilakukan dalam menyebarkan ajaran-ajarannya acap kali gagal dan mendapat kecaman.
Menurut beliau, komunis tua mengajarkan kepada neo-komunis muda dengan slogan-slogan yang sebenarnya hanya dusta belaka. Dusta-dusta tersebut antara lain:
1. Mereka mengaku pejuang HAM
2. Mereka pro-demokrasi
3. Mereka tidak anti-agama
Faktanya, ketiga hal tersebut tidak lebih dari sekedar isapan jempol belaka. Sekedar untuk mencari simpati, padahal sepak terjangnya justru berbalik 180 derajat dari slogan yang dibawa.
Dusta pertama tentang hak asasi manusia
Kenyataannya, serangkaian pembantaian telah dilakukan sebagaimana data berikut ini:
500ribu rakyat Rusia dibantai Lenin (1917-1923)
6 juta petani Rusia dibantai Stalin (1929)
40juta rakyat Rusia dibantai Stalin (1925-1953)
50 juta rakyat RRC dibantai Mao Tse Tung (1947-1976)
2,5 juta rakyat Kamboja dibantai Pol Pot (1975-1979)
1 juta rakyat Eropa Timur, 150 ribu rakyat Amerika Latin, dan 1,7 juta rakyat Afrika dibantai rezim komunis yang dibantu Rusia-Soviyet)
1,5 juta rakyat Afganistan dibantai Najibullah (1978-1987)
Penganiayaan HAM ini jika direkonstruksi dalam kerangka waktu maka akan terbaca, partai komunis sedunia selama 74 tahun (1917-1991) telah membantai 120 juta manusia di 76 negara. Angka tersebut melebihi jumlah korban perang yang pernah terjadi di dalam sejarah manusia hingga PD I dan PD II. Sungguh sebuah data yang sangat fantastik!! Bagaimana mungkin kebuasan ini bisa berlangsung? Karena memang ke dalam ideology ini dijalinanyamkan dan dilatihkan perilaku terror. " Bila waktu kita tiba, kita tidak akan menutup-nutupi terorisme kita. Kami tak punya belas kasihan dan kami tak meminta belas kasihan dari siapa pun. Bila waktunya tiba, kami tidak mencari-cari alas an untuk melaksanakan terror. Cuma ada satu cara untuk memperpendek rasa ngeri musuh-musuh kita, dan cara itu adalah terror revolusioner!!!" demikian kata Karl Marx, peletak dasar ideology ini.
Tokoh komunis yang lain, Vladimir Lenin menyatakan,"Tidak jadi soal jika tiga per empat penduduk dunia habis, asal yang tinggal seperempat itu komunis. Untuk melaksanakan komunisme, kita tidak gentar berjalan di atas mayat 30 juta orang…"
Contoh kekejaman komunis yang lain adalah komunis yang dipimpin Muso di Madiun pada September 1948. Pada waktu itu, dubur warga di Desa Pati dan Wirosari ditusuk bamboo runcing dan mayat mereka ditancapkan di tengah sawah sehingga mereka tampak seperti orang-orangan sawah. Salah seorang di antaranya wanita, ditusuk (maaf, kemaluannya) sampai tembus ke perut, juga ditancapkan di tengah sawah. Algojo PKI merentangkan tangga membelintang sumur, lalu Bupati Magetan dibaringkan di atasnya. Ketiak terlentang dalam posisi terikat itulah para algojo menggergaji badannya sampai putus dan langsung dijatuhkan ke dalam sumur.
Kekejaman, kebuasan, keganasan, dan penghianatan PKI Madiun ini masih melekat dalam ingatan traumatic penduduk Takeran, Gorang-gareng, Soco, Cigrok, magetan, Dungus, Kresek, dan sekitarnya. Sehingga ketika 17 tahun kemudian PKI meneror di Delanggu, Kanigoro, Bandar Besi dan daerah lain dalam pemanasan pra-Gestapu/PKI, dengan klimaks pembunuhan enam jendral pada 30 September 1965, penduduk Jawa Timur masih ingat apa yang terjadi 17 tahun sebelumnya.
Dengan bukti-bukti keganasan,kebuasan, kekejaman global ideology ini, maka topeng Palu-Arit yang mendustakan hak asasi manusia telah kita tanggalkan dari wajah mereka.
Nantikan kisah selanjutnya……!!